((1))Ini kitab pada menyatakan hukum nikah bermula nikah itu sunat barang siapa yang ingin kepada nikah itupun dengan syarat jika diperolehnya belanja nikah seperti mahar dan pakaian dan nafkah dan jika tiada diperolehnya belanja nikah maka terutama baginya meninggalkan nikah dan hendaklah dipecahkannya akan inginnya itu dengan melazimi puasa (adapun) orang yang tiada ingin ia kepada nikah maka makruh baginya nikah itupun dengan syarat jika tiada diperolehnya belanja nikah atau diperolehnya akan dia tetapi ada padanya penyakit seperti lemah zakarnya dah tua dan jika ada pada orang yang tiada inginnya itu belanja nikah dan ada padanya penyakit maka masghul dengan mengerjakan ibadah itu maka terafdhal baginya daripada nikah dan jika tiada masghul ia mengerjakan ibadah maka nikah itu afdhal baginya daripada meninggalkan dia. ((1))
((2))Dan sunat bagi barangsiapa yang berkehendak menikahi perempuan bahawa menilik ia kepada muka perempuan itu dan kepada dua tapak tangannya zahirnya dan batinnya hingga pergelangannya dan jika tiada dengan izinnya sekalipun kerana dipada akan izin syarak dan tiada harus menilik pada barang yang lainnya daripada yang demikian itu Inilah jika ada perempuan itu merdeka dan jika ada perempuan itu hamba orang maka harus bagi orang yang menghendak menikahi dia menilik kepada barang yang lain daripada antara pusatnya dan lututnya. ( dan demikian lagi ) sunat bagi perempuan menilik kepada laki-laki yang dikehendakinya akan suaminya pada barang yang lain daripada antara pusatnya dan lututnya.((2))
((3))( Bermula) haram atas lelaki yang besar menilik kepada suatu daripada badan perempuan yang ( hati* ) besar melainkan dengan tujuh sebab (pertama) sebab hendak ambilnya akan isterinya (kedua) sebab naik saksi atasnya (ketiga) sebab berniaga atau barang sebagainya ( keempat ) sebab hendak menebus abdi perempuan maka ( harus/harap* ) menilik abdi perempuan itu pada yang lain daripada antara pusatnya dan lututnya (kelima) sebab mengajari mengaji maka (harus/harap*) menilik mukanya dan kedua tapak tangannya (keenam sebab hendak mengubat (ketujuh) sebab menghukumkan hakim atasnya atau baginya dengan suatu hukum.((3))
((4))Dan sunat yang hendak kita ambil akan isteri itu yang beragama dan lagi sunat menikahi perempuan yang dara ( dan lagi ) sunat menikah perempuan yang diketahuinya ibu bapanya lagi yang baik asalnya seperti anak orang alim atau anak orang soleh dan lagi sunat menikah perempuan yang baik rupanya sekira memberi ingin kepada kita tetapi jangan terlebih baik rupanya daripada sekelian perempuan yang banyak maka iaitu makruh menikahi dia. Dan sunat menikah perempuan yang asalnya peranakan supaya kita lekas beroleh anak ( dan lagi ) sunat yang kita hendak nikahi itu jangan ada keluarga yang akrab seperti sepupu sekala dan lagi sunat menikah perempuan yang pengasihani dan lagi sunat menikah perempuan yang sempurna akal dan lagi sunat menikah perempuan yang baik perangai dan lagi sunat menikah perempuan yang baligh dan lagi sunat menikah perempuan yang tiada berisi anak dan lagi sunat menikahi perempuan yang kurang maharnya dan lagi sunat menikahi perempuan yang putih kuning kulitnya dan lagi sunat bagi perempuan dan walinya memilih lelaki yang bersifat yang telah tersebut itu.((4))
Wednesday, July 16, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment