Wednesday, July 16, 2008
((20))Pada menyatakan wali perempuan yang harus akan wali dan pada menyatakan peri iring iringi yang akrab dan yang ab’ad. Bermula wali perempuan itu iaitu sekelian asabahnya maka yang akrab itu didahulukan ia daripada yang ab’ad maka walinya yang wajib dahulukan itu bapanya kemudian maka neneknya laki-laki yang pada pihak bapanya datang ke atas kemudian maka saudaranya laki-laki yang seibu sebapa kemudian saudaranya laki-laki yang sebapa kemudian maka anak saudaranya laki-laki yang seibu sebapa kemudian anak saudaranya laki-laki sebapa kemudian maka cucu saudaranya laki-laki yang seibu sebapa kemudian maka cucu saudaranya laki-laki yang sebapa demikianlah tertibnya datang ke bawah kemudian maka jika tiada diperoleh sekelian mereka yang tersebut itu maka saudara bapanya yang seibu sebapa kemudian maka saudara bapanya yang sebapa kemudian maka anak saudara bapanya yang seibu sebapa kemudian maka anak saudara bapanya yang sebapa kemudian cucu saudara bapanya yang seibu sebapa kemudian maka cucu saudara bapanya yang sebapa demikianlah tertibnya lalu kebawah. (syahdan ) jika tiada diperoleh wali yang tersebut itu nescaya adalah walinya itu sultan atau gantinya. Inilah wali perempuan yang merdeka asalnya.((20))
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment